Surabaya -. Bung Tomo merupakan salah satu tokoh dalam Pertempuran 10 November 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Pidatonya terkenal dengan semboyan Merdeka atau Mati. Nama aslinya Sutomo. Ia lahir di Kota Surabaya pada 3 Oktober 1920. Bung Tomo merupakan pejuang yang tak henti-hentinya memikirkan nasib bangsa. Jiwa patriotnya lahir dari kekuatan iman seorang Muslim. Suatu hari, saat dikepung pesawat tempur Belanda, ia dan pasukannya selamat lantaran awan yang menutupinya. Ini kisah lengkap perjuangannya. Puisi Tentang Bung Tomo. Bung Tomo, nama yang tak akan terlupakan Pahlawan nasional yang luar biasa Ia bersimbah darah, dan mati untuk kemerdekaan Membuat kita semua bangga dengannya. Bung Tomo, tokoh pahlawan yang luhur Bung Tomo, yang menjadi inspirasi untuk kita Menuliskan kisah perjuangannya dalam puisi Untuk mengingatkan kepahlawanan yang Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas. Pidato Bung Tomo (1945) oleh Sutomo. 10 November 1945. Karya ini berada pada domain publik di Indonesia karena penciptanya telah meninggal dunia lebih dari 70 tahun yang lalu atau dipublikasikan pertama kali lebih dari 50 tahun yang lalu. "Merdeka atau mati" -" Ragil Kasuda on Instagram: "God still created the devil, even though he knew it was destructive. . . "Merdeka atau mati" -Bung Tomo" Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati! Dan kita yakin saudara-saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!!! Puisi: Merdeka atau Mati . 7 November 2020 14:25 Diperbarui: 7 November 2020 14:41 2133 14 0 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Lihat foto Dokpri Reenactor Ngalam Puisi Kemerdekaan Singkat. Untuk mengenang para pahlawan, salah satu cara mengasihi dan mengucapkan terimakasih adalah dengan cara berpuisi untuk kemerdekaan. Ini dia contoh puisi tentang kemerdekaan 17 Agustus 1945 untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Kemerdekaan Ini". Cak Kevin di video ini membaca puisi ciptaan Bung Tomo : "Merdeka atau Mati"Video ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba membaca puisi yang diselenggarakan Dalam buku Bung Tomo: Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November, Bung Tomo merekrut para anggota Barisan Berani Mati secara sukarela melalui siaran radio pemberontakan.Bagi mereka yang mendaftar akan diberi pelatihan militer secara intensif agar dapat diturunkan ke medan perang. Misalnya, cara-cara menggunakan bahan peledak untuk menghadapi kendaraan tempur musuh, cara menggunakan TRIBUN-VIDEO.COM - Berikut kumpulan puisi kemerdekaan menyentuh hati, bisa jadi referensi di malam 17 Agustus: Merdeka atau Mati. Karya: Yamin. Darah di tanah tak bertuan menggenang. Melalui stasiun radio, Bung Tomo mengobarkan semangat perjuangan rakyat. 'Medeka atau mati' merupakan pekikan heroik bung Tomo yang mampu membakar semangat para pejuang di Surabaya. Untuk membakar semangat perjuangan di Hari Pahlawan, yuk, intip isi pidato Bung Tomo dilansir dari Tribunnews. Isi Pidato Bung Tomo 10 November 1945. Solo -. Pertempuran besar antara arek-arek Surabaya melawan pasukan Sekutu terjadi pada 10 November 1945. Kala itu, Inggris telah memberi ultimatum agar pihak Indonesia berhenti melawan. Namun ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pejuang. 3.4K views 2 years ago. puisi ini menjadi juara "terfavorit" di lomba vlog yang diselenggarakan oleh kominfo sragen yang bekerja sama dengan bpr. djoko tingkir untuk memperingati hari sumpah Nah, apa isi pidato Bung Tomo yang berhasil membakar semangat pejuang untuk melawan penjajah pada 10 November? Pekikan heroik Bung Tomo berupa Merdeka atau Mati menjadi ikonik pertempuran di Surabaya. Pertempuran Surabaya menjadi perang terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia, pasca Indonesia menyatakan kemerdekaannya. AQRd.

puisi bung tomo merdeka atau mati